ilustrasi google

Sumber foto : brainly.co.id

 


LENSAtimes.com – Pendidikan adalah salah satu cara mempertahankan keberadaan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan yang baik sehingga dapat membuat suatu negara menjadi maju. Apabila mutu pendidikan negara itu baik maka negara itu akan maju. Sebaliknya apabila mutu pendidikan suatu negara rendah maka negara tersebut akan terkendala dan tidak berkembang. Pendidikan menjadi dasar untuk mempersiapkan masa depan yang gemilang. Pendidikan dapat membangun karakter dan kepribadian seseorang menjadi lebih baik dalam kehidupan dan pergaulan sebagai anggota masyarakat. Dengan Pendidikan manusia Indonesia akan mampu memaksimalkan potensi dan bakat yang dimilikinya.

Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun semua kodrat yang ada pada anak sehingga mereka mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Karenanya, pendidik itu hanya dapat menuntun berkembangnya kekuatan kodrat yang ada, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup . Untuk mencapai tujuan ini, dapat diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan yang memerdekakan yaitu anak diberi kebebasan dalam proses pembelajaran sesuai dengan minat, bakat dan potensinya, namun pendidik harus menjadi pendamping serta memberi tuntunan agar anak tidak kehilangan arah dan berakibat mencelakakan diri. Sehingga sebagai seorang pendidik kita harus dapat menerapkan pendidikan yang memerdekakan anak didik.

Pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih ada pendidik yang belum memerdekakan anak didik. Misalnya pendidik masih menyamaratakan kemampuan anak dalam kelas, sehingga perlakuan dalam kelas pun disamaratakan. Padahal pada hakikatnya setiap anak-anak itu memiliki kemampuan yang berbeda dan menghendaki perlakuan yang berbeda. Sehingga sebagai seorang pendidik kita harus mengetahui dan memahami perbedaan karakter setiap anak dan menyesuaikan metode pembelajaran yang dapat mewakili perbedaan tersebut.

Ada beberapa kekeliruan pendidik dalam mengajar yaitu:

  1. Pendidik tidak berusaha mengetahui kemampuan awal anak didik. Diagnosis tentang keadaan anak didik sering tidak dilakukan pendidik, sehingga ia tidak mengetahui kemampuan awal atau pemahaman tentang materi dari anak didik.
  2. Pendidik tidak pernah mengajak berpikir anak didik. Seorang pendidik tidak sekadar menyampaikan materi pelajaran namun harus melatih kemampuan anak didik untuk berpikir sehingga dapat memaksimalkan aspek kognitifnya secara penuh dan terarah. Materi pelajaran seharusnya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir bukan sebagai tujuan. pendidik yang hanya menyampaikan informasi akan membuat anak didik kehilangan motivasi dan konsentrasinya. pendidik dalam mengajar seharusnya mengajak berpikir anak didik sehingga melalui kemampuan berpikir akan terbentuk anak didik yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
  3. Pendidik tidak berusaha memperoleh refleksi/umpan balik. Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan pendidik hendaknya mengarah pada sebuah pencapaian tujuan. Setiap proses mengajar pendidik perlu mendapatkan refleksi/umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicapai sudah dikuasai anak didik atau belum. Apakah proses atau gaya bicara pendidik dapat dimengerti oleh anak didik atau tidak. Hal ini sangat diperlukan untuk proses perbaikan mengajar yang telah dilakukannya.
  4. Pendidik menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran. Dalam era informasi sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan pendidik. pendidik tidak lagi berperan sebagai satu- satunya sumber belajar (learning resources) akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction). Dalam posisi semacam ini bisa jadi pendidik dan anak didik saling membelajarkan.
  5. Pendidik tidak menggunakan media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dan memperjelas penyampaian materi, memperlancar interaksi guru dan siswa, sehingga anak didik belajar secara optimal, menumbuhkan rasa semangat belajar serta sebagai alat dan bahan untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar sehingga anak didik dengan mudah memahami isi materi pembelajaran.

Kekeliruan yang dilakukan pendidik dalam mengajar dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan akademik dan karakter siswa. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat kesalahan dalam proses pembelajaran:

  1. Menurunnya Motivasi Belajar Siswa
  • Jika pendidik terlalu monoton, kurang interaktif, atau tidak memberikan pendekatan yang menarik, siswa bisa kehilangan minat untuk belajar.
  • Kurangnya apresiasi terhadap usaha siswa juga bisa menyebabkan mereka merasa tidak dihargai dan kehilangan semangat untuk berkembang.
  1. Kesalahpahaman dalam Pemahaman Konsep
  • Jika guru tidak menjelaskan materi dengan jelas atau menggunakan metode yang membingungkan, siswa dapat mengalami miskonsepsi tentang konsep yang diajarkan.
  • Kesalahan ini dapat terbawa hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan kesulitan dalam memahami materi lanjutan.
  1. Ketidakmampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
  • Pendekatan mengajar yang hanya berfokus pada hafalan tanpa melatih siswa berpikir kritis akan membuat mereka kesulitan dalam menganalisis dan memecahkan masalah.
  • Siswa menjadi pasif dan hanya bergantung pada instruksi guru tanpa inisiatif untuk mengeksplorasi lebih jauh.
  1. Kurangnya Kepercayaan Diri Siswa
  • Guru yang sering memberikan kritik tanpa membimbing atau mempermalukan siswa di depan kelas dapat menurunkan rasa percaya diri siswa.
  • Siswa mungkin enggan bertanya atau takut untuk mencoba karena khawatir melakukan kesalahan.
  1. Ketidaksiapan Menghadapi Tantangan Dunia Nyata
  • Jika guru hanya mengajarkan teori tanpa menghubungkannya dengan aplikasi dalam kehidupan nyata, siswa akan kesulitan memahami relevansi ilmu yang mereka pelajari.
  • Kurangnya pembelajaran berbasis proyek atau studi kasus juga dapat membuat siswa kurang siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan sosial.
  1. Hubungan Guru-Siswa yang Tidak Harmonis
  • Guru yang terlalu otoriter atau tidak peduli dengan kondisi siswa bisa menciptakan jarak emosional antara mereka dan peserta didik.
  • Akibatnya, siswa merasa kurang nyaman di kelas, tidak berani mengungkapkan pendapat, atau bahkan membenci proses belajar.
  1. Rendahnya Hasil Belajar dan Prestasi Akademik
  • Jika metode pembelajaran tidak sesuai dengan gaya belajar siswa atau kurang bervariasi, hasil akademik siswa bisa menurun.
  • Evaluasi yang tidak objektif atau kurang transparan juga dapat membuat siswa merasa tidak mendapatkan penilaian yang adil.

Berdasarkan beberapa kekeliruan pendidik di atas, sebagai seorang pendidik harus mengetahui kemampuan awal dan pendidik hendaknya mengajak berpikir anak didik. Pendidik harus mengetahui kemampuan awal anak didik untuk menentukan strategi belajar mengajar. Dengan mengetahui strategi pembelajaran, proses pembelajaran pun akan berjalan dengan lancar. Selain itu, sebagai seorang pendidik hendaknya mengajak anak didik berpikir misalnya dalam pemecahan masalah di kelas. Saat pendidik mempunyai pertanyaan, berikan kesempatan kepada anak didik untuk sejenak berpikir mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut. Jika ada anak didik yang tidak tahu, anak didik dibimbing untuk menemukan jawabannya. pendidik jangan langsung menjawab pertanyaan sendiri tanpa memberikan kesempatan anak didik untuk berpikir.

Selain kedua hal di atas, pendidik juga berusaha mendapatkan refleksi/umpan balik dari anak didik. Situasi di kelas tidak hanya dikuasai oleh pendidik. anak didik yang belum memahami materi diberikan kesempatan untuk bertanya. Refleksi/umpan balik dari anak didik dapat menjadi petunjuk pendidik tentang kemampuan anak didik terhadap pemahaman materi. anak didik juga diberikan kesempatan untuk mengkritik jika penyampaian materi oleh pendidik kurang tepat. Hal itu dilakukan karena pendidik bukan orang yang paling benar dan paling mengusai di kelasnya.

Pendidik menggunakan metode yang dianggap mudah, seperti ceramah. pendidik tidak menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi. pendidik yang hanya menggunakan satu jenis metode saat mengajar dapat menyebabkan anak didik menjadi cepat bosan atau jemu terhadap materi yang disampaikan. anak didik yang sudah merasa bosan akan berbincang-bincang dengan temannya atau menggambar di buku tulis. Materi yang disampaikan pendidik pun tidak akan dipahami.

Pendidik tidak menggunakan media saat pembelajaran. Konsep-konsep yang bersifat abstrak akan sulit dimengerti oleh anak didik saat pendidik hanya ceramah tanpa menggunakan media. Saat pendidik selesai menjelaskan materi, anak didik tidak dapat menjawab pertanyaan dan memahami materi yang diberikan. Media yang digunakan juga harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembuatan media sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama, tetapi hanya tidak ada kemauan dari pendidik untuk membuatnya.

Anak didik cenderung kurang paham terhadap materi pembelajaran, sebagian besar pendidik melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada pendidik sehingga anak didik menjadi pasif dan kurang mendapat kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki. Dengan demikian, mereka kesulitan untuk dapat memahami materi pelajaran tersebut berakibat tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Tidak mudah untuk menjadi pendidik yang dapat digugu dan ditiru. Tapi dengan usaha keras dan terus belajar, seorang pendidik akan dapat melaksanakan pendidikan yang memerdekakan. Ingat tugas pendidik adalah menuntun bukan menuntut, maka jadilah penuntun bukan penuntut.

Penulis : Nurul Afifah,S.Pd

Alamat : Tuban – Jawa Timur 2025

Disclaimer : Karya ilmiah ini ditulis dan disiarkan sebagai syarat nyata dalam melangsungkan pendidikan S2 di UIN BUKITTINGGI SUMATRA BARAT.

 

Baca Juga

Berita Terbaru

Pilihan Redaksi

KPU dan PWI Tuban Sosialisasikan Hasil Pilkada 2024

Depan kiri: Ketua PWI Tuban, Suwandi didampingi Ketua Devisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih (Sosdiklih), Partisipasi Masyarakat (Parmas) dan Sumber...

Total 2,2 Miliar UPZ SIG Pabrik Tuban Diserahkan Baznas

General Manager of Maintenance SIG Pabrik Tuban, Agus Widadi didampingi pengurus UPZ SIG Pabrik Tuban.   LENSATIMES.com/TUBAN - Unit Pengumpul...

Komisi IV DPRD Tuban Siap Kawal Layanan Faskes

"Rapat audiensi dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV, Sri Rahayu di ruang komisi"   LENSAtimes.com/Tuban - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat...

SIG Pabrik Tuban Salurkan CSR Mobil Siaga

"Secara simbolis serah terima mobil siaga diserahkan Community Development Officer SIG Pabrik Tuban, Suhadak kepada jajaran Pemdes Sumurgung di balai...

Stunting dan Kemiskinan Tuban Dipertanyakan Fraksi RAP

JATIMPOS.CO/TUBAN – Pemerintah Kabupaten Tuban membeberkan rencana anggaran pengentasan ‘album dilematis’ stunting dan kemiskinan. Alokasi...

DPRD Tuban Tinjau Kerusakan Jalan Akibat Kendaraan Tambang

"Sejumlah anggota Komisi I DPRD Tuban meninjau langsung lokasi jalan Jalan Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang, Tuban merespon aduan petani...

Politisi Golkar Suratmin : HJT Ke-729 Momentum Mendarmabaktikan Kembali Kejayaan Tanah Kelahiran

LENSAtimes/TUBAN – Momentum peringatan Hari Jadi Tuban ke-729 bertemakan “Tuban Bangkit Berkarya” yang tepat pada Sabtu, 12 November 2022...

Pendidikan Karakter pada Anak Usia Sekolah Dasar

Sumber foto: DepokPos.com   LENSAtimes.com - Pendidikan karakter merupakan salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan, terutama bagi anak...

Ketua DPRD Tuban Miyadi saat wawancara doorstop di lantai II ruang rapat DPRD

DPRD Tuban Tak Kunjung Paripurna LKPJ, Ini Alasannya

"Ketua DPRD Tuban Miyadi saat wawancara doorstop di lantai II ruang rapat DPRD"   LENSATimes.com - Hingga memasuki minggu ketiga Maret 2024...

Peran Seorang Guru Bukan Sebagai Penuntut Melainkan Sebagi Penuntun

Sumber foto : brainly.co.id   LENSAtimes.com - Pendidikan adalah salah satu cara mempertahankan keberadaan suatu bangsa. Pendidikan yang...

Komisi I DPRD Tuban Berharap Bupati Patuhi Rekomendasi BKN, Risikonya Data PNS Terancam Diblokir

LENSAtimes/TUBAN – Belakangan ini Komisi I DPRD Tuban senter membahas pergunjingan rekomendasi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk Bupati...

Debat Ketiga KPU Tuban Usung Tema Keselarasan Pembangunan

LENSAtimes.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tuban kembali akan menggelar debat publi sesi tiga. Tema debat ketiga ini "Menyerasikan...

Debat Publik KPU Tuban Ditutup Tema Sinkronisasi Pembangunan Pusat ke Daerah

"Dari kiri: Komisioner KPU Tuban mengabadikan moment foto bersama dengan Calon Bupati/Wakil Bupati Tuban paslon 01 Riyadi - Wafi Abdul Rosyid dan...

Ketua DPRD Tuban Apresiasi PWI FunRun Colour Night

"Jajaran forum komunikasi pimpinan daerah atau disingkat Forkopimda Tuban memberangkatkan peserta lari di lapangan Kompi Senapan C...

Inilah Alasan Tuban Abirama Belum Dibuka

"Wajah bangunan Rest Area yang kini akan dinamakan Tuban Abirama terlihat menarik. Ruang public dengan sarana dan fasilitas ini diklaim akan menjadi...

Berita Terbaru

Berita Populer

Fokus

Visitor